Translate

Sabtu, 09 Juni 2012

Snow White And The Huntsman 2012

Minggir kawan! Beri jalan kepada dongeng-dongeng adaptasi yang sedang melanda Hollywood akhir-akhir ini. Sepertinya kualitas buruk yang dihasilkan Beastly dan Red Riding Hood tahun lalu tidak pernah membuat surut langkah para sineas-sineas Hollywood untuk tetap meneruskan tren ini. Lihat, untuk tahun ini saja ada dua versi Snow White yang hanya berjarak tiga bulan dan mereka punya budget dan pemain yang lebih besar ketimbang dua pendahulunya itu, dan saya masih belum menyebut versi modifikasi Hansel and Gretel: Witch Hunters yang juga sudah menunggu di awal tahun depan atau Jack The Giant Killer-nya Bryan Singer.
Oke, mari kembali ke Snow White And The Huntsman. Kita sudah sering mendengar kisah dongeng sebelum tidur legendaris tentang putri raja cantik seputih salju yang hendak dibunuh ibu tirinya ini melalui berbagai media, mungkin yang paling terkenal adalah animasi klasik milik Disney keluaran 1937 itu. Tapi pastinya untuk Snow White And The Huntsman  anda harus membuang jauh-jauh imej lembut, ringan dan ceria Disney karena debut film milik sutradara spesialis iklan, Rupert Sanders ini punya tone yang lebih dewasa. lebih gelap dan gothic seperti versi awal milik Grimm bersaudara, bahkan jika dibandingkan dengan rivalnya, Mirror-Mirror-nya Tarsem Singh yang penuh warna warni itu.
Meskipun ini adalah versi modifikasi ulang Sanders yang naskahnya sudah ‘diacak-acak’ trio Evan Daugherty, John Lee Hancock (The Blind Side) dan Hossein Amini (Drive), tapi bukan berarti Snow White And The Huntsman sama sekali berbeda, ia tetap memiliki akar-akar Grimm, tentu saja masih ada putri raja cantik, Snow White (Kristen Stewart) yang punya Ibu tiri narsis, Queen Ravenna yang tidak pernah bosan menanyakan siapa yang tercantik di dunia ini kepada cerminya meskipun ia sendiri sudah tahu jawabaannya, tapi ketika jawaban sang cermin berubah ia harus membunuh  dan memakan jantung putrinya yang sudah dipenjarakanya selama ini. Untung saja sebelum sempat terjadi, Putih Salju berhasil meloloskan diri. Nah, sebelum bertemu dengan tujuh kurcaci dan momen legendaris dengan apel beracun itu, dalam versi ini Snow White diselamatkan oleh seseorang, tapi bukan oleh prince charming-nya, melainkan oleh seorang pemburu a.k.a Eric The Hunstman (Chris Hemsworth) yang menjadi bagian penting dalam kisahnya nanti, sementara pangerannya sendiri yang bernama William (Sam Claflin) bahkan tidak pernah tahu bahwa pujaan hatinya sejak kecil itu masih hidup.
Ya, saya suka ide modifikasnya, seperti mencampur aduk kisah klasik Putri Salju yang abadi itu dengan elemen-elemen lain seperti petualangan melawan kuasa kegelapan ala The Lord of The Rings lengkap dengan para Dwarf-nya, sedikit romansa segitiga yang tidak terlalu terlihat ala Twilight dunia magical ala Alice in Wonderland dan perjuangan dari sosok wanita ala Joan of Arc, namun yang menjadi adalah eksekusinya. Untuk film berdurasi 2 jam lebih ia benar-benar terasa terlalu lama. Memasuki pertengahan narasinya seperti terseok-seok karena Sanders sepertinya ingin lebih memofukskan kepada parade visualnya yang harus diakui memang cantik, lihat momen di saat Snow White memasuki desa peri yang magical, indah dan dipenuhi dengan beraneka macam flora dan fauna ajaib itu.
Ada adegan yang tidak perlu macam desa para wanita jelek, ya, kamu bisa dengan mudah membuang bagian itu tanpa takut kehilangan poin utamanya. Tapi mungkin yang paling menganggu adalah sosok Snow White sendiri yang dibawakan lagi-lagi miskin ekspresi oleh Kristen Stewart. Tampaknya karkater sebesar Snow White terlalu berat buatnya. Ya, K-Stew memang cantik dengan rambutnya yang sehitam malam itu, tapi cantik saja tidak cukup. Masih teringat jelas bagaimana hambarnya pidato pelecut semangat menjelang akhir film itu yang seharusnya bisa lebih berkobar lagi, jelas sangat kontras dengan penampilan sangar Chralize Theron sebagai sang ibu tiri kejam. Bisa jadi Theron menjadi alasan saya untuk tetap selalu terjaga di sepanjang film. Karakter Queen Ravenna tampak begitu jahat dan penuh kebencian dan menariknya, ia punya kilasan masa lalu yang menjadikan karakternya cukup kuat, karakter yang mungkin tidak kamu dapatkan dalam Mirror-Mirror-nya Singh sekalipun dengan Julia Roberts-nya. Yang disayangkan juga adalah lambatnya kemunculan para 7 kurcaci legendaris yang perannya diisi oleh aktor-aktor Inggris papan atas macam Ian McShane, Johnny Harris, Bob Hoskins, Toby Jones Eddie Marsan, Brian Gleeson, Ray Winstone dan Nick Frost. Ah, andai saja mereka lebih cepat dihadirkan, bisa dipastikan Snow White And The Huntsman akan menjadi lebih menarik lagi dengan segala tingkah laku mereka yang cerewet namun loyal itu.
Jika kamu mau membandingkannya dengan dongeng adaptasi lain, mungkin Snow White And The Huntsman sejauh ini adalah yang terbaik, tapi untuk ukuran sebuah film fantasi petualangan, ia jelas tidak terlalu istimewa. Masih banyak kekurangan besar sana-sini termasuk alurnya yang membosankan dan akting buruk dari Kristen Stewart yang seperti membuang percuma ide modifikasi menariknya dan juga penampilan cemerlang Chralize Theron.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar